Mengasihi Anak dengan Lembut : Jalan Menuju Ridha Allah

Kasih Sayang dalam Islam

Dalam Islam, kasih sayang terhadap anak-anak bukan hanya sebuah anjuran, tetapi merupakan bagian integral dari akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan para ulama. Kasih sayang yang diwujudkan dalam bentuk memeluk, mencium, dan bersikap lembut kepada anak-anak memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah. Syaikh Shalih Al-Utsaimin, seorang ulama besar, menegaskan bahwa mengasihi anak kecil, memeluknya, menciumnya, dan bersikap lembut kepadanya adalah di antara amal-amal yang diridhai oleh Allah dan mendapatkan pahala.

Kasih Sayang dalam Sunnah Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ adalah teladan utama dalam menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ mencium cucunya, Hasan bin Ali. Ketika seorang sahabat, Al-Aqra’ bin Habis, melihat hal tersebut, ia berkata, “Aku memiliki sepuluh anak, tetapi tidak pernah aku mencium satu pun dari mereka.” Rasulullah ﷺ lalu bersabda, “Barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi (oleh Allah).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya sikap kasih sayang dalam interaksi kita dengan anak-anak. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kasih sayang adalah cermin dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Tanpa kasih sayang, seseorang tidak akan mendapatkan rahmat Allah di dunia maupun di akhirat.

Kasih Sayang sebagai Amal Shalih

Syaikh Shalih Al-Utsaimin mengingatkan kita bahwa tindakan kasih sayang terhadap anak-anak adalah amal shalih yang diridhai Allah. Ini berarti setiap tindakan kecil yang kita lakukan, seperti memeluk atau menciumnya, memiliki nilai ibadah dan akan mendapatkan pahala dari Allah. Kasih sayang ini tidak hanya mempererat ikatan emosional antara orang tua dan anak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebaikan yang akan terus bersemi dalam jiwa anak-anak.

Firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”
(QS. Ali ‘Imran: 159)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kelembutan dan kasih sayang adalah rahmat yang datang dari Allah, dan merupakan cara yang paling efektif untuk mendidik dan membimbing anak-anak ke jalan yang benar.

Pentingnya Kasih Sayang dalam Pendidikan Anak

Kasih sayang bukan hanya soal emosi, tetapi juga metode pendidikan yang sangat efektif. Seorang anak yang merasa dicintai dan dihargai oleh orang tuanya akan tumbuh dengan kepercayaan diri yang kuat, rasa aman, dan keinginan untuk menyenangkan orang tua serta Allah. Inilah yang menjadikan kasih sayang sebagai fondasi penting dalam pendidikan anak dalam Islam.

Ketika orang tua memperlakukan anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang, mereka juga mengajarkan nilai-nilai Islam secara langsung melalui tindakan. Anak-anak belajar tentang cinta, kebaikan, dan kelembutan melalui perilaku orang tua mereka. Mereka juga memahami bahwa Islam adalah agama yang mengutamakan kasih sayang dan kebaikan, bukan kekerasan atau paksaan.

Kasih Sayang: Wujud dari Ketaatan kepada Allah

Mengasihi dan bersikap lembut kepada anak-anak adalah salah satu cara kita menunjukkan ketaatan kepada Allah. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ dan ajaran para ulama seperti Syaikh Shalih Al-Utsaimin, kita tidak hanya menjalankan kewajiban sebagai orang tua, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah melalui amal-amal shalih yang diridhai-Nya.

Kesimpulan

Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik anak-anak kita dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Mengasihi anak-anak bukan hanya menciptakan ikatan yang kuat antara orang tua dan anak, tetapi juga menjadi sarana untuk mendapatkan ridha dan pahala dari Allah. Mari kita jaga amanah ini dengan sebaik-baiknya, dan tanamkan nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang dalam diri anak-anak kita agar mereka tumbuh menjadi generasi yang beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur.


Referensi:

  • Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
  • Tafsir Al-Qur’an Surah Ali ‘Imran: 159.
  • Liqa’at al-Bab al-Maftuh, Jilid 16, Pertemuan ke-52, Syaikh Shalih Al-Utsaimin.

#ParentingIslami #KasihSayangAnak #AjaranIslam #ParentingTips #AmalShalih #DidikanAnak #IslamicParenting #ParentingZidnaIlma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *